Macam-macam Keterampilan Dasar Kerja Ilmiah Terlengkap

Berikut ini adalah pembahasan tentang kerja ilmiah yang meliputi Kerja Ilmiah, keterampilan kerja ilmiah, pengertian kerja ilmiah, contoh kerja ilmiah, sistematika kerja ilmmiah, pengertian sikap ilmiah, macam macam keterampilan kerja ilmiah, keterampilan dasar kerja ilmiah.

Keterampilan Kerja Ilmiah

Dalam kerja ilmiah, suatu permasalahan dipecahkan dengan serangkaian kegiatan yang berurutan. Setiap langkah dilakukan dengan tekun, cermat, disiplin, teliti, ulet, jujur, terbuka, dan selalu ingin tahu.

Dengan kata lain kamu harus mengembangkan sikap ilmiah. Kerja ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah akan menghasilkan kebenaran ilmiah. Hasilnya dapat berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, teori, dan hukum. Oleh karena itu kamu harus belajar keterampilan kerja ilmiah.

Keterampilan ini meliputi keterampilan proses dan keterampilan penggunaan alat kerja.
  • Keterampilan proses merupakan kecakapan dalam setiap tahapan atau langkah kerja ilmiah, misalnya terampil melakukan observasi, mengolah data, menafsirkan data, dan melakukan eksperimen. 
  • Terampil menggunakan alat misalnya dapat menggunakan voltmeter, mengencerkan larutan, menggunakan mikroskop, dan membuat preparat dengan baik dan benar. 

Keterampilan kerja ilmiah kamu perlukan untuk mengamati gejala alam biotik maupun abiotik.

Macam-macam Keterampilan Kerja Ilmiah

Diantara keterampilan dasar yang diperlukan dalam kerja ilmiah adalah sebagai berikut;

1. Pengamatan/Observasi

Keterampilan dasar yang harus kamu miliki adalah kemampuan mengamati atau observasi. Pengamatan dapat dilakukan dengan memanfaatkan semua alat indra, yaitu melihat, mendengar, mengecap, meraba, dan membau.

Namun demikian alat indera manusia mempunyai keterbatasan, sehingga pengamatan sering dibantu dengan alat bantu seperti penggaris, timbangan, mikroskop, termometer, voltmeter, pHmeter, dan sebagainya.

Hasil pengamatan dengan indra menghasilkan data yang bersifat kualitatif. Data kualitatif tidak dapat diukur dengan angka dan bersifat subjektif (tergantung pengamat), misalnya bunga berwarna merah, rasanya manis, permukaannya halus, dan suara yang merdu. Sedangkan pengamatan dengan alat ukur menghasilkan data kuantitatif.

Bila kamu menggunakan alat ukur dengan benar, maka data yang dihasilkan bersifat objektif, tidak tergantung siapa yang mengamati. Contoh data kuantitatif adalah panjang daun 15 cm, suhu air 79°C, berat garam dapur 20 gram, dan kadar gulanya 10%.

2. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari pengamatan harus dapat dikomunikasikan dengan orang lain, agar kebenarannya dapat diuji. Data berupa angka-angka yang disajikan secara langsung cenderung kurang menarik dan sukar ditafsirkan. Oleh karena itu data dapat disajikan dalam berbagai bentuk.

Selain harus pandai menyajikan data, kamu juga perlu berlatih mengelompokkan atau mengklasifikasikan data. Misalnya data kualitatif yang berupa ciri-ciri makhluk hidup ditelaah persamaan dan perbedaannya, kemudian digolongkan atau diklasifikasikan.

Contoh jagung dan kedelai dapat dikelompokkan dalam satu golongan karena keduanya menghasilkan bunga (Anthophyta), atau sama-sama tanaman pertanian.

Namun jagung dan kacang tanah dapat ditempatkan pada kelompok yang berbeda, karena biji jagung berkeping lembaga satu (monokotil), sedangkan kedelai berkeping lembaga dua (dikotil). Jadi dasar dari pengelompokan adalah adanya persamaan dan perbedaan ciri.

3. Menafsirkan Data

Kerja ilmiah selalu berkaitan dengan penafsiran data hasil pengamatan. Menafsirkan berarti menghubungkan fakta atau keadaan dengan data yang diperoleh. Misalnya ketika kamu menemukan ikan yang tubuhnya licin karena bersisik dan berlendir, kamu berpendapat bahwa tubuh yang licin itu diperlukan agar ikan dapat bergerak dengan mudah di air.

Pendapatmu ini merupakan tafsiran dari fakta bahwa tubuh ikan licin karena bersisik dan berlendir. Contoh lainnya jika kamu memperoleh data muai panjang beberapa jenis zat seperti Tabel di bawah ini.
Muai panjang beberapa jenis logam.
Tabel: Muai panjang beberapa jenis logam.

Apa yang dapat ditafsirkan dari data pada tabel di atas? Kamu dapat membuat beberapa penafsiran seperti berikut ini.
  1. Logam lebih mudah menyerap panas dibandingkan dengan nonlogam (karena muai panjang logam lebih tinggi dari nonlogam/kaca).
  2. Benda yang terbuat dari aluminium mudah memuai jika terkena panas (muai panjang aluminium paling tinggi).
  3. Benda yang terbuat dari platina bentuknya lebih stabil terhadap panas (muai panjang platina paling kecil dibanding logam lain).

Jadi kamu harus pandai menafsirkan setiap data yang diperoleh. Dengan kemampuan ini kamu akan mudah menarik kesimpulan atau mengembangkan suatu kegiatan penelitian.

4. Melakukan Eksperimen

Eksperimen dilakukan untuk menjawab berbagai pertanyaan atau permasalahan secara ilmiah. Langkah-langkah eksperimen disusun secara sistematis yang disebut metode ilmiah. Urutan langkah dalam metode ilmiah harus dilakukan secara bertahap, tidak boleh dibolak-balik.

Sebelum melakukan penelitian, sebaiknya kamu membuat rencana eksperimen (proposal). Di dalam rencana eksperimen ini termuat latar belakang, tujuan, manfaat, alat dan bahan, cara penelitian dilakukan, dan jadwal penelitian.

Ketika sedang bereksperimen, kamu harus selalu berkonsultasi dengan guru/pembimbing. Pembimbing tentu telah memahami bidang eksperimen yang kamu lakukan dan telah berpengalaman dalam melakukan penelitian.

Oleh karena itu mereka dapat membantu memecahkan masalah yang mungkin kamu temui. Hasil eksperimen yang telah memuat kesimpulan kemudian disusun menjadi laporan penelitian.

Susunlah laporan penelitian dengan baik agar orang lain dapat memahami isinya. Ingatlah bahwa kamu telah melakukan langkah-langkah ilmiah dalam menjawab suatu permasalahan sehingga pengetahuan yang diperoleh adalah pengetahuan yang ilmiah.

Baca juga: Alat Pengamatan Gejala Alam

0 Response to "Macam-macam Keterampilan Dasar Kerja Ilmiah Terlengkap"

Posting Komentar