Pembahasan kali ini akan membahas tentang bentuk muka bumi daratan dan lautan, bentuk bentuk muka bumi, bentuk muka bumi di daratan, engertian daratan, pengertian daratan rendah pengertian daratan tinggi, bentuk muka bumi daratan dan bentuk muka bumi di daratan dan lautan
Permukaan bumi yang tertutupi oleh air lainnya, seperti sungai, rawa, atau danau, merupakan bagian dari daratan, tetapi secara umum tidak disebut sebagai darat.
Daratan merupakan tempat hidup (habitat) bagi kebanyakan tumbuhan dan bagi banyak hewan yang bergantung secara langsung maupun tidak langsung darinya. Sumber: Wikipedia
Dataran rendah adalah daerah yang rendah dan landai. Pada umumnya ketinggian daerah tersebut kurang dari 100 meter di atas permukaan laut.
Dataran rendah dapat berbentuk rata atau bergelombang lemah. Adapun jenis-jenis dataran rendah dari hasil endapan adalah dataran alluvial, dataran banjir, dan dataran delta.
Dalam pengertian geomorfologi (ilmu tentang bentuk muka bumi atau bentuk landscape), plateau adalah suatu daerah yang mempunyai ketinggian sama sebagai akibat adanya pengangkatan dan struktur batuannya horizontal dan berlapis-lapis.
Contoh dataran tinggi adalah Dataran Tinggi (Plateau) Wonosari (DIY), Plateau Jampang (Jawa Barat), Plateau Bandung, Plateau Dieng (Jawa Tengah), Plateau Sentral (Perancis), Plateau Australia Barat, Plateau Dekan, Plateau Gayo, Plateau Toba, Plateau Ranah, Plateau Alas dan Plateau Malang.
Lembah di daerah pegunungan lipatan disebut lembah sinklinal. Lembah di pegunungan patahan disebut graben atau slenk, dan lembah di daerah yang bergunung-gunung disebut lembah antarpegunungan.
Jika lembah itu cekung seperti mangkuk, disebut basin. Jadi, lembah adalah daerah yang mempunyai kedudukan lebih rendah jika dibandingkan dengan daerah sekitarnya.
Contohnya Lembah Serayu, Lembah Sindoro Sumbing, Lembah Sianok, dan Basin Wonosari.
Lipatan terjadi karena adanya tenaga endeogen yang bekerja pada satu garis dalam lapisan sedimen dengan tekanan tangensial (arah horizontal).
Akibat tekanan tangensial terjadi pelengkungan pada lapisan sedimen. Pada awalnya, tekanan in menyebabkan terbentuknya lipatan simetri/tegak. Lapisan yang melengkung mungkin membentuk lipatan yang besar, punggung lipatan atau antiklinal dan lembah lipatan atau sinklinal.
Lembah sinklinal yang sangat luas disebut geosinklinal. Daerah ladang minyak bumi di Indonesia umumnya terletak pada daerah geosinklinal yang oleh J.H.F.Umgrove disebut idiogeosinklinal. Beberapa tipe lipatan.
(1) Lipatan tegak/simetri (Symmetrical folds), yaitu suatu lipatan yang bidang sumbunya mempunyai jarak yang sama terhadap kedua sayapnya atau lipatan yang bidang sumbunya dapat membagi lipatan tersebut menjadi dua bagian yang sama.
(2) Lipatan miring (Asymmetrical folds), terjadi karena arah tenaga horizontal tidak sama atau tenaga radial lebih kecil daripada tenaga tangensial.
(3) Lipatan reban (overturned folds), yaitu lipatan reban ini terjadi karena arah tenaga horizontal yang berasal dari satu arah atau dominan dari satu arah saja.
(4) Lipatan kelopak, adalah lipatan yang mempunyai bidang aksial rebah dan horizontal.
(5) Lipatan isoklinal, adalah lipatan yang terjadi secara intensif, di mana dalam jarak yang sangat dekat terdapat banyak sekali antiklin.
Daerah retakan seringkali mempunyai bagian-bagian yang terangkat atau tenggelam. Jadi, berubah dari keadaan semula, kadang bergeser pula dengan arah mendatar, bahkan mungkin setelah terjadi retakan bagian-bagiannya tetap di tempat.
Tenaga endogen yang bekerja pada kulit bumi secara horizontal dan vertikal dapat menyebabkan lapisan kulit bumi menjadi retak atau patah.
Bidang tempat retak atau patahnya kulit bumi itu disebut bidang patahan. Bidang patahan yang telah mengalami pergeseran disebut fault atau sesar.
Pergeseran di daerah patahan mungkin vertikal, mungkin mendatar, mungkin pula miring, bergantung kepada arah tenaga penyebabnya. Penyebabnya dapat berupa tarikan, artinya dua tenaga yang saling menjauh, mungkin juga berupa tekanan.
Beberapa jenis sesar, antara lain adalah sebagai berikut.
(1) Sesar mendatar, yaitu sesar yang tegak lurus dengan pergeseran horizontal walaupun ada sedikit gerak vertikal.
(2) Sesar naik dan sesar turun. Apabila gejala pensesaran yang atap sesarnya bergeser relatif turun terhadap alas sesar disebut sesar turun/ sesar normal/sesar biasa.
Gejala pensesaran yang atap sesarnya seakan-akan bergerak ke atas (vertikal) disebut sesar naik/reverse faults atau thrust.
Jika jarak pergeseran itu sangat kecil sehingga seakan-akan belum terjadi patahan, akan terbentuk sebuah kedik yang disebut fleksur.
(3) Graben dan horst, yaitu sebuah jalur batuan yang terletak di antara dua bidang sesar yang hampir sejajar dan panjang.
Bagian yang meninggal atau muncul terhadap daerah sekitarnya disebut horst/pematang/lurah sesar/sembul.
Eropa Barat, sedangkan Vogezen dan Schwarzwald merupakan horstnya. Graben di Afrika Timur dikenal dengan nama Graben Afrika Timur.
Lembah Jordan dan Laut Mati juga merupakan graben, sedangkan Dataran Tinggi Judea dan Trans Jordania sebagai horstnya.
(4) Pegunungan patahan (Block Montain)
Block Mountain timbul akibat dari tenaga endogen berbentuk retakan-retakan di suatu daerah, ada yang naik, ada yang turun, dan ada pula yang bergerak miring sehingga terjadilah satu komplek pegunungan patahan yang terdiri atas balok-balok litosfer yang disebut dengan block mountain.
(5) Sesar tangga (Step Faulting)
Seperangkat gejala sesar turun dengan arah lemparan yang sama disebut step faulting. Step faulting ialah sesar bentuk tangga. Sebuah pegunungan yang mengandung banyak patahan disebut kompleks pegunungan patahan.
Daratan
a. Pengertian Daratan
Dalam geografi, daratan adalah bagian permukaan bumi yang secara tetap (permanen) tidak tertutupi oleh air laut. Istilah darat digunakan secara lebih umum, sedangkan "daratan" digunakan dengan batasan geografis.Permukaan bumi yang tertutupi oleh air lainnya, seperti sungai, rawa, atau danau, merupakan bagian dari daratan, tetapi secara umum tidak disebut sebagai darat.
Daratan merupakan tempat hidup (habitat) bagi kebanyakan tumbuhan dan bagi banyak hewan yang bergantung secara langsung maupun tidak langsung darinya. Sumber: Wikipedia
b. Jenis daratan
Berdasarkan ketinggiannya,dataran dibedakan seperti berikut.a) Dataran rendah
Gambar: Dataran Rendah |
Dataran rendah dapat berbentuk rata atau bergelombang lemah. Adapun jenis-jenis dataran rendah dari hasil endapan adalah dataran alluvial, dataran banjir, dan dataran delta.
b) Dataran tinggi
Dataran tinggi adalah suatu daerah yang mempunyai ketinggian sama lebih tinggi dari daerah sekitarnya dan terbentuk dari lapisan-lapisan batuan yang horizontal (disebut juga plateau).Dalam pengertian geomorfologi (ilmu tentang bentuk muka bumi atau bentuk landscape), plateau adalah suatu daerah yang mempunyai ketinggian sama sebagai akibat adanya pengangkatan dan struktur batuannya horizontal dan berlapis-lapis.
Contoh dataran tinggi adalah Dataran Tinggi (Plateau) Wonosari (DIY), Plateau Jampang (Jawa Barat), Plateau Bandung, Plateau Dieng (Jawa Tengah), Plateau Sentral (Perancis), Plateau Australia Barat, Plateau Dekan, Plateau Gayo, Plateau Toba, Plateau Ranah, Plateau Alas dan Plateau Malang.
c) Lembah
Lembah merupakan ledokan atau basin (daerah rendah) yang terletak di antara dua pegunungan atau dua gunung.Lembah di daerah pegunungan lipatan disebut lembah sinklinal. Lembah di pegunungan patahan disebut graben atau slenk, dan lembah di daerah yang bergunung-gunung disebut lembah antarpegunungan.
Jika lembah itu cekung seperti mangkuk, disebut basin. Jadi, lembah adalah daerah yang mempunyai kedudukan lebih rendah jika dibandingkan dengan daerah sekitarnya.
Contohnya Lembah Serayu, Lembah Sindoro Sumbing, Lembah Sianok, dan Basin Wonosari.
d) Cekungan
Cekungan adalah bentuk muka bumi yang membentuk ledokan (seperti mangkok). Bagian yang rendah pada suatu cekungan disebut dasar cekungan, yang dikelilingi oleh bagian pegunungan yang miring. Skala cekungan dari beberapa km hingga puluhan kilometer.e) Lipatan (Fold)
Lipatan adalah suatu kenampakan yang diakibatkan oleh tekanan horizontal dan tekanan vertikal pada kulit bumi yang plastik.Lipatan terjadi karena adanya tenaga endeogen yang bekerja pada satu garis dalam lapisan sedimen dengan tekanan tangensial (arah horizontal).
Akibat tekanan tangensial terjadi pelengkungan pada lapisan sedimen. Pada awalnya, tekanan in menyebabkan terbentuknya lipatan simetri/tegak. Lapisan yang melengkung mungkin membentuk lipatan yang besar, punggung lipatan atau antiklinal dan lembah lipatan atau sinklinal.
Lembah sinklinal yang sangat luas disebut geosinklinal. Daerah ladang minyak bumi di Indonesia umumnya terletak pada daerah geosinklinal yang oleh J.H.F.Umgrove disebut idiogeosinklinal. Beberapa tipe lipatan.
(1) Lipatan tegak/simetri (Symmetrical folds), yaitu suatu lipatan yang bidang sumbunya mempunyai jarak yang sama terhadap kedua sayapnya atau lipatan yang bidang sumbunya dapat membagi lipatan tersebut menjadi dua bagian yang sama.
(2) Lipatan miring (Asymmetrical folds), terjadi karena arah tenaga horizontal tidak sama atau tenaga radial lebih kecil daripada tenaga tangensial.
(3) Lipatan reban (overturned folds), yaitu lipatan reban ini terjadi karena arah tenaga horizontal yang berasal dari satu arah atau dominan dari satu arah saja.
(4) Lipatan kelopak, adalah lipatan yang mempunyai bidang aksial rebah dan horizontal.
(5) Lipatan isoklinal, adalah lipatan yang terjadi secara intensif, di mana dalam jarak yang sangat dekat terdapat banyak sekali antiklin.
f) Patahan (Fault)
Patahan adalah kulit bumi yang patah atau retak karena adanya pengaruh tenaga horizontal dan atau tenaga vertikal pada kulit bumi yang tidak plastis.Daerah retakan seringkali mempunyai bagian-bagian yang terangkat atau tenggelam. Jadi, berubah dari keadaan semula, kadang bergeser pula dengan arah mendatar, bahkan mungkin setelah terjadi retakan bagian-bagiannya tetap di tempat.
Tenaga endogen yang bekerja pada kulit bumi secara horizontal dan vertikal dapat menyebabkan lapisan kulit bumi menjadi retak atau patah.
Bidang tempat retak atau patahnya kulit bumi itu disebut bidang patahan. Bidang patahan yang telah mengalami pergeseran disebut fault atau sesar.
Pergeseran di daerah patahan mungkin vertikal, mungkin mendatar, mungkin pula miring, bergantung kepada arah tenaga penyebabnya. Penyebabnya dapat berupa tarikan, artinya dua tenaga yang saling menjauh, mungkin juga berupa tekanan.
Beberapa jenis sesar, antara lain adalah sebagai berikut.
(1) Sesar mendatar, yaitu sesar yang tegak lurus dengan pergeseran horizontal walaupun ada sedikit gerak vertikal.
(2) Sesar naik dan sesar turun. Apabila gejala pensesaran yang atap sesarnya bergeser relatif turun terhadap alas sesar disebut sesar turun/ sesar normal/sesar biasa.
Gejala pensesaran yang atap sesarnya seakan-akan bergerak ke atas (vertikal) disebut sesar naik/reverse faults atau thrust.
Jika jarak pergeseran itu sangat kecil sehingga seakan-akan belum terjadi patahan, akan terbentuk sebuah kedik yang disebut fleksur.
(3) Graben dan horst, yaitu sebuah jalur batuan yang terletak di antara dua bidang sesar yang hampir sejajar dan panjang.
Bagian yang meninggal atau muncul terhadap daerah sekitarnya disebut horst/pematang/lurah sesar/sembul.
Eropa Barat, sedangkan Vogezen dan Schwarzwald merupakan horstnya. Graben di Afrika Timur dikenal dengan nama Graben Afrika Timur.
Lembah Jordan dan Laut Mati juga merupakan graben, sedangkan Dataran Tinggi Judea dan Trans Jordania sebagai horstnya.
(4) Pegunungan patahan (Block Montain)
Block Mountain timbul akibat dari tenaga endogen berbentuk retakan-retakan di suatu daerah, ada yang naik, ada yang turun, dan ada pula yang bergerak miring sehingga terjadilah satu komplek pegunungan patahan yang terdiri atas balok-balok litosfer yang disebut dengan block mountain.
(5) Sesar tangga (Step Faulting)
Seperangkat gejala sesar turun dengan arah lemparan yang sama disebut step faulting. Step faulting ialah sesar bentuk tangga. Sebuah pegunungan yang mengandung banyak patahan disebut kompleks pegunungan patahan.
0 Response to "Pengertian Daratan dan Jenisnya"
Posting Komentar