Berikut ini merupakan pembahasan tentang gerhana matahari sebagaimana yang telah dibahas pada artikel sebelumnya, pembahasan ini meliputi proses terjadinya gerhana matahari cincin, foto gerhana matahari cincin, video gerhana matahari cincin.
Berbeda dengan sebelumnya, menjelang Ramadhan tahun 2005 ada gerhana Matahari cincin. Fenomena itu terjadi Senin (3/10/2005), dan dapat disaksikan dari Spanyol, Portugal, Afrika, dan Samudra India. Sebagian kecil wilayah Indonesia (Aceh dan sekitar) dapat menikmati sebagai gerhana Matahari sebagian menjelang Matahari tenggelam.
Inilah bonus bagi para perukyat hilal di Nanggroe Aceh Darussalam, yang hari itu akan menentukan awal puasa. Jika cuaca cerah dan Matahari tenggelam tidak tertutup awan, maka meskipun hilal tidak akan dapat dirukyat, para perukyat tetap akan melihat sebagian piringan Matahari bagian bawah tertutupi oleh piringan Bulan.
Di samping itu, karena fenomenanya terjadi ketika menjelang Matahari tenggelam, tidak diperlukan peralatan khusus untuk menyaksikannya. Namun, untuk keamanan mata, sebaiknya digunakan penapis cahaya untuk mengurangi intensitas cahaya Matahari yang masih cukup kuat.
Tahun 2005 terdapat empat gerhana: dua gerhana Matahari dan dua gerhana Bulan. Gerhana Matahari terjadi tanggal 8 April 2005 dan 3 Oktober 2005.
Gerhana Matahari pada 8 April bertipe hybrid solar eclipse, yaitu gerhana Matahari yang tampak sebagai gerhana total untuk sebagian wilayah dan tampak sebagai gerhana cincin untuk sebagian lainnya.
Gerhana 3 Oktober 2005 merupakan gerhana Matahari cincin yang tergolong lama karena fenomena cincinnya yang membentang dari Samudra Atlantik hingga Samudra Hindia tersebut berdurasi 3 jam 40 menit.
Gerhana Bulan yang terjadi tahun 2005 adalah gerhana Bulan penumbra pada 24 April 2005, dan gerhana Bulan sebagian pada 17 Oktober 2005. Gerhana Bulan penumbra sulit dilihat mata manusia.
Adapun gerhana Bulan sebagian pada 17 Oktober 2005 mencapai pertengahan gerhana pukul 19.03 WIB sehingga memungkinkan masyarakat Indonesia untuk melihatnya. Namun, karena hanya sebagian kecil dari permukaan yang memasuki daerah umbra Bumi, maka tetap tidak mudah mengenalinya.
Sumber: Hendro Setyanto (Observatorium Bosscha, Departemen Astronomi ITB) dalam Kompas, 3 Oktober 2005.
Berbeda dengan sebelumnya, menjelang Ramadhan tahun 2005 ada gerhana Matahari cincin. Fenomena itu terjadi Senin (3/10/2005), dan dapat disaksikan dari Spanyol, Portugal, Afrika, dan Samudra India. Sebagian kecil wilayah Indonesia (Aceh dan sekitar) dapat menikmati sebagai gerhana Matahari sebagian menjelang Matahari tenggelam.
Inilah bonus bagi para perukyat hilal di Nanggroe Aceh Darussalam, yang hari itu akan menentukan awal puasa. Jika cuaca cerah dan Matahari tenggelam tidak tertutup awan, maka meskipun hilal tidak akan dapat dirukyat, para perukyat tetap akan melihat sebagian piringan Matahari bagian bawah tertutupi oleh piringan Bulan.
Di samping itu, karena fenomenanya terjadi ketika menjelang Matahari tenggelam, tidak diperlukan peralatan khusus untuk menyaksikannya. Namun, untuk keamanan mata, sebaiknya digunakan penapis cahaya untuk mengurangi intensitas cahaya Matahari yang masih cukup kuat.
Foto: Gerhana Matahari Cincin 3 Oktober 2005 |
Tahun 2005 terdapat empat gerhana: dua gerhana Matahari dan dua gerhana Bulan. Gerhana Matahari terjadi tanggal 8 April 2005 dan 3 Oktober 2005.
Gerhana Matahari pada 8 April bertipe hybrid solar eclipse, yaitu gerhana Matahari yang tampak sebagai gerhana total untuk sebagian wilayah dan tampak sebagai gerhana cincin untuk sebagian lainnya.
Gerhana 3 Oktober 2005 merupakan gerhana Matahari cincin yang tergolong lama karena fenomena cincinnya yang membentang dari Samudra Atlantik hingga Samudra Hindia tersebut berdurasi 3 jam 40 menit.
Gerhana Bulan yang terjadi tahun 2005 adalah gerhana Bulan penumbra pada 24 April 2005, dan gerhana Bulan sebagian pada 17 Oktober 2005. Gerhana Bulan penumbra sulit dilihat mata manusia.
Adapun gerhana Bulan sebagian pada 17 Oktober 2005 mencapai pertengahan gerhana pukul 19.03 WIB sehingga memungkinkan masyarakat Indonesia untuk melihatnya. Namun, karena hanya sebagian kecil dari permukaan yang memasuki daerah umbra Bumi, maka tetap tidak mudah mengenalinya.
Sumber: Hendro Setyanto (Observatorium Bosscha, Departemen Astronomi ITB) dalam Kompas, 3 Oktober 2005.
0 Response to "Fenomena Terjadinya Gerhana Matahari Cincin"
Posting Komentar