Sebelum masuk jauh pada pembahasan kali ini, sebaiknyaa anda mengertahui terlebih dahulu tentang pengertian globalisasi, ciri-ciri globalisasi, sejarah globalisasi dan faktor pendorong globalisasi.
Pengaruh ini dapat menimbulkan perbedaan-perbedaan nilai antara generasi yang satu dengan yang lainnya. Nilai-nilai dan budaya Barat telah merasuk ke dalam masyarakat selama lebih dari satu dasawarsa ini, baik melalui media cetak seperti surat kabar, majalah, buku maupun elektronik antara lain melalui siaran-siaran TV swasta.
Tidak syak lagi bahwa nilai-nilai Barat tersebut, khususnya Amerika Serikat, telah memudarkan sebagian nilai-nilai Indonesia yang selama ini dianut oleh generasi muda.
Akibatnya, persepsi mereka tentang berbagai aspek kehidupan berubah, termasuk apresiasi terhadap kebudayaan lokal yang menjadi berkurang.
Di antara nilai-nilai yang dimasukkan ke dalam masyarakat melalui media massa adalah menyangkut kekerasan, seks, dan konsumerisme. Perubahan nilai ini dengan sendirinya memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan ekonomi masyarakat.
Artinya, kehidupan dan perkembangan ekonomi masyarakat saat ini diukur dengan tolok ukur Barat, bukan lagi tolok ukur Indonesia yang mencerminkan tingkat kebutuhan masyarakat.
Orang Indonesia kini menganggap bahwa pola konsumsi masyarakat Barat sebagai pola konsumsi “elit”, sehingga perlu ditiru, sementara pola konsumsi masyarakat sendiri dipandang sebagai “kampungan”.
Akibatnya, impor barang konsumsi dilakukan secara besar-besaran. Alat dan proses produksi disesuaikan dengan pola-pola konsumsi Barat.
Dampak yang lebih berat lagi bagi ekonomi bangsa adalah liberalisasi ekonomi. Dalam liberasilisasi ini kita menghadapi kekuatan-kekuatan raksasa ekonomi dunia.
Meskipun sejak sekarang bangsa Indonesia sudah mulai bersiap-siap menghadapi berlangsungnya liberalisasi perekonomian dunia, namun secara keseluruhan posisi Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang sangat sulit. Sebab, dalam proses liberalisasi ini juga berlaku prinsip “the survival of the fittest”.
Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke- 20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi.
Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah dilakukan, sehingga menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.
Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat.
Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.
Efek yang timbul dari penggunaan radio dan televisi adalah bahwa ruang dan waktu menjadi kecil. Apa yang terjadi di Ethiopia, Afrika, sudah dapat diketahui di Jakarta atau Banyumas pada siaran berita di Indonesia satu jam sesudah terjadinya peristiwa itu.
Para ahli komunikasi menyebutnya sebagai gejala time-space compression atau menyusutnya ruang dan waktu. Penggunaan radio dan tv, betapa pun luas jangkauannya, ternyata masih dapat diawasi oleh kekuasaan politik suatu negara.
Kalau Depkominfo tidak mengizinkan disiarkannya berita-berita dari sumber luar negeri, maka tv dan radio di Indonesia tidak dapat menyiarkannya.
Pembatasan tersebut tidak berlaku pada internet karena hubungan melalui internet atau e-mail tidak bisa diawasi dan dibatasi oleh pemerintah mana pun.
Demikian pula media internet memungkinkan pengiriman informasi dalam jumlah yang tak terbatas, dalam waktu yang lebih cepat dari tv dan radio, dengan biaya yang jauh lebih murah.
Lagi pula pengirimkan informasi atau gagasan melalui internet dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa memerlukan lisensi atau bukti kompetensi apapun.
Informasi tentang keadaan tempat lain atau tentang situasi orang lain, dapat menciptakan suatu pengetahuan umum yang jauh lebih luas dan aktual dari yang ada sebelum ini.
Informasi ini pada gilirannya dapat menimbulkan suatu solidaritas global yang melintasi kelompok etnis, batas teritorial suatu negara, atau berbagai kelompok agama.
Sebaliknya, informasi yang cepat memudahkan sekelompok orang di suatu tempat merancang kejahatan bagi kelompok lain yang berada sangat jauh
b. Dalam bidang politik, batas-batas teritorial suatu negara menjadi tidak relevan.
Batas negara tidak lagi menjadi batas informasi, karena seorang di suatu tempat di Indonesia, misalnya dapat berhubungan langsung dengan orang lain di negara lain tanpa dapat dihalangi oleh siapa pun.
c. Dalam internet, atau dalam cyberspace, semua kategori dalam suatu social space menjadi tidak relevan.
Diferensiasi sosial yang ada dalam masyarakat berdasarkan umur, jenis kelamin, agama, status sosial, tingkat pendidikan, dan lain-lain tidak ada artinya.
Bahkan, dengan media cetak sekalipun, internet memperlihatkan suatu sifat revolusioner. Sebuah koran di Jakarta, misalnya, akan memuat sebuah tulisan jika tulisan itu cukup bermutu dan ditulis oleh seseorang yang mempunyai reputasi tinggi.
Hal ini tidak berlaku dalam internet, karena siapa saja dapat mengirim informasinya ke dalam cyberspace untuk diterima atau ditolak oleh orang lain.
Perkembangan itu juga mempengaruhi kedudukan negara sebagai satusatunya lembaga yang mempunyai kekuasaan tertinggi untuk mengatur kehidupan bersama. Mengapa?
Ada beberapa efek yang patut dicatat di sini.
a. Sebagaimana disebutkan, salah satu pengaruh yang amat kuat dari munculnya komunikasi melalui internet adalah hilangnya diferensiasi sosial dan dengan itu menjadi tidak relevan lagi berbagai hierarki sosial.
Dengan demikian otoritas yang didasarkan kepada hierarki sosial itu cepat atau lambat kehilangan kekuatan dan aktualitasnya. Hubungan sosial semakin ditentukan oleh kebebasan dan kepercayaan dan bukannya oleh pengekangan dan ketundukan kepada kekuasaan.
Hal ini semakin nyata karena kekuasaan juga akan dilibatkan dalam suatu kontes wacana. Kalaupun ada kebutuhan akan kekuasaan, maka kekuasaan itu lebih ditentukan oleh konsensus bersama, yang setiap kali harus dibenarkan alasan-alasannya dan di mana perlu harus diganti atau dihilangkan sama sekali.
Kekuasaan tidak lagi menduduki fungsi yang primer tetapi hanya mempunyai kedudukan subsider. Yang lebih menentukan kehidupan bersama adalah kepercayaan dan komunikasi horizontal di antara berbagai orang tanpa terlalu perduli akan atributnya dalam hierarki sosial.
Hal ini semakin ditunjang oleh pandangan postmodernis bahwa kekuasaan bukanlah hasil kontrak sosial, tetapi hasil konstruksi sosial yang dilakukan oleh kelompok tertentu untuk menguasai kelompok lainnya.
Pada masa mendatang kekuasaan akan lebih mengambil bentuk konsensus dan kompromi sosial, yang selalu bersifat sementara dan provisoris, seperti halnya wewenang seorang manajer perusahaan akan hilang kalau dia kehilangan jabatannya.
b. Dengan adanya arus lalu lintas informasi melalui information superhighway, hampir tidak mungkin pula mengawasi akses setiap orang kepada informasi mengenai apa saja. Hal ini juga berlaku dalam bidang pendidikan.
Dengan demikian daripada mencoba melakukan pekerjaan yang sia-sia untuk membatasi informasi untuk peserta didik, adalah jauh lebih berguna mengikuti perkembangan mereka dalam interaksi dengan berbagai informasi dan memberi bimbingan yang meningkatkan kemampuan kritis dan kemampuan selektif mereka terhadap informasi yang ada. Disiplin yang efektif di masa depan hanya bisa berbentuk disiplin diri.
Dampak Globalisasi Terhadap Masyarakat
Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek keidupan yang ada di dalam masyarakat. Dalam bidang sosial budaya, globalisasi berpengaruh pada memudarnya nilai-nilai yang selama ini dianut oleh masyarakat, termasuk nilai-nilai agama.Pengaruh ini dapat menimbulkan perbedaan-perbedaan nilai antara generasi yang satu dengan yang lainnya. Nilai-nilai dan budaya Barat telah merasuk ke dalam masyarakat selama lebih dari satu dasawarsa ini, baik melalui media cetak seperti surat kabar, majalah, buku maupun elektronik antara lain melalui siaran-siaran TV swasta.
Tidak syak lagi bahwa nilai-nilai Barat tersebut, khususnya Amerika Serikat, telah memudarkan sebagian nilai-nilai Indonesia yang selama ini dianut oleh generasi muda.
Akibatnya, persepsi mereka tentang berbagai aspek kehidupan berubah, termasuk apresiasi terhadap kebudayaan lokal yang menjadi berkurang.
Di antara nilai-nilai yang dimasukkan ke dalam masyarakat melalui media massa adalah menyangkut kekerasan, seks, dan konsumerisme. Perubahan nilai ini dengan sendirinya memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan ekonomi masyarakat.
Artinya, kehidupan dan perkembangan ekonomi masyarakat saat ini diukur dengan tolok ukur Barat, bukan lagi tolok ukur Indonesia yang mencerminkan tingkat kebutuhan masyarakat.
Orang Indonesia kini menganggap bahwa pola konsumsi masyarakat Barat sebagai pola konsumsi “elit”, sehingga perlu ditiru, sementara pola konsumsi masyarakat sendiri dipandang sebagai “kampungan”.
Akibatnya, impor barang konsumsi dilakukan secara besar-besaran. Alat dan proses produksi disesuaikan dengan pola-pola konsumsi Barat.
Dampak yang lebih berat lagi bagi ekonomi bangsa adalah liberalisasi ekonomi. Dalam liberasilisasi ini kita menghadapi kekuatan-kekuatan raksasa ekonomi dunia.
Meskipun sejak sekarang bangsa Indonesia sudah mulai bersiap-siap menghadapi berlangsungnya liberalisasi perekonomian dunia, namun secara keseluruhan posisi Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang sangat sulit. Sebab, dalam proses liberalisasi ini juga berlaku prinsip “the survival of the fittest”.
Gambar: Ilustrasi Dampak Globalisasi |
1. Globalisasi Kebudayaan
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu ke seluruh dunia telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini (Lucian W. Pye, 1966).Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke- 20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi.
Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah dilakukan, sehingga menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.
2. Globalisasi Ekonomi
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, di mana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi tanpa rintangan batas teritorial negara.Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat.
Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.
3. Globalisasi Informasi
Globalisasi informasi yang terjadi sekarang disebabkan oleh penggunaan media elektronik dalam mengirim dan menerima informasi. Mula-mula informasi disampaikan melalui radio dan televisi, kemudian melalui jaringan internet.Efek yang timbul dari penggunaan radio dan televisi adalah bahwa ruang dan waktu menjadi kecil. Apa yang terjadi di Ethiopia, Afrika, sudah dapat diketahui di Jakarta atau Banyumas pada siaran berita di Indonesia satu jam sesudah terjadinya peristiwa itu.
Para ahli komunikasi menyebutnya sebagai gejala time-space compression atau menyusutnya ruang dan waktu. Penggunaan radio dan tv, betapa pun luas jangkauannya, ternyata masih dapat diawasi oleh kekuasaan politik suatu negara.
Kalau Depkominfo tidak mengizinkan disiarkannya berita-berita dari sumber luar negeri, maka tv dan radio di Indonesia tidak dapat menyiarkannya.
Pembatasan tersebut tidak berlaku pada internet karena hubungan melalui internet atau e-mail tidak bisa diawasi dan dibatasi oleh pemerintah mana pun.
Demikian pula media internet memungkinkan pengiriman informasi dalam jumlah yang tak terbatas, dalam waktu yang lebih cepat dari tv dan radio, dengan biaya yang jauh lebih murah.
Lagi pula pengirimkan informasi atau gagasan melalui internet dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa memerlukan lisensi atau bukti kompetensi apapun.
4. Pengaruh Globalisasi Informasi di Bidang Sosial Budaya
a. Mengecilnya ruang dan waktu telah mengakibatkan bahwa hampir tak ada kelompok orang atau bagian dunia yang hidup dalam isolasi.Informasi tentang keadaan tempat lain atau tentang situasi orang lain, dapat menciptakan suatu pengetahuan umum yang jauh lebih luas dan aktual dari yang ada sebelum ini.
Informasi ini pada gilirannya dapat menimbulkan suatu solidaritas global yang melintasi kelompok etnis, batas teritorial suatu negara, atau berbagai kelompok agama.
Sebaliknya, informasi yang cepat memudahkan sekelompok orang di suatu tempat merancang kejahatan bagi kelompok lain yang berada sangat jauh
b. Dalam bidang politik, batas-batas teritorial suatu negara menjadi tidak relevan.
Batas negara tidak lagi menjadi batas informasi, karena seorang di suatu tempat di Indonesia, misalnya dapat berhubungan langsung dengan orang lain di negara lain tanpa dapat dihalangi oleh siapa pun.
c. Dalam internet, atau dalam cyberspace, semua kategori dalam suatu social space menjadi tidak relevan.
Diferensiasi sosial yang ada dalam masyarakat berdasarkan umur, jenis kelamin, agama, status sosial, tingkat pendidikan, dan lain-lain tidak ada artinya.
Bahkan, dengan media cetak sekalipun, internet memperlihatkan suatu sifat revolusioner. Sebuah koran di Jakarta, misalnya, akan memuat sebuah tulisan jika tulisan itu cukup bermutu dan ditulis oleh seseorang yang mempunyai reputasi tinggi.
Hal ini tidak berlaku dalam internet, karena siapa saja dapat mengirim informasinya ke dalam cyberspace untuk diterima atau ditolak oleh orang lain.
5. Pengaruh Globalisasi di Bidang Informasi
Berbagai gejala globalisasi sebagaimana dilukiskan di atas mau tak mau membawa akibat dalam tata kehidupan manusia, dalam pola tingkah laku, dan bahkan dalam sistem nilai yang berlaku.Perkembangan itu juga mempengaruhi kedudukan negara sebagai satusatunya lembaga yang mempunyai kekuasaan tertinggi untuk mengatur kehidupan bersama. Mengapa?
Ada beberapa efek yang patut dicatat di sini.
a. Sebagaimana disebutkan, salah satu pengaruh yang amat kuat dari munculnya komunikasi melalui internet adalah hilangnya diferensiasi sosial dan dengan itu menjadi tidak relevan lagi berbagai hierarki sosial.
Dengan demikian otoritas yang didasarkan kepada hierarki sosial itu cepat atau lambat kehilangan kekuatan dan aktualitasnya. Hubungan sosial semakin ditentukan oleh kebebasan dan kepercayaan dan bukannya oleh pengekangan dan ketundukan kepada kekuasaan.
Hal ini semakin nyata karena kekuasaan juga akan dilibatkan dalam suatu kontes wacana. Kalaupun ada kebutuhan akan kekuasaan, maka kekuasaan itu lebih ditentukan oleh konsensus bersama, yang setiap kali harus dibenarkan alasan-alasannya dan di mana perlu harus diganti atau dihilangkan sama sekali.
Kekuasaan tidak lagi menduduki fungsi yang primer tetapi hanya mempunyai kedudukan subsider. Yang lebih menentukan kehidupan bersama adalah kepercayaan dan komunikasi horizontal di antara berbagai orang tanpa terlalu perduli akan atributnya dalam hierarki sosial.
Hal ini semakin ditunjang oleh pandangan postmodernis bahwa kekuasaan bukanlah hasil kontrak sosial, tetapi hasil konstruksi sosial yang dilakukan oleh kelompok tertentu untuk menguasai kelompok lainnya.
Pada masa mendatang kekuasaan akan lebih mengambil bentuk konsensus dan kompromi sosial, yang selalu bersifat sementara dan provisoris, seperti halnya wewenang seorang manajer perusahaan akan hilang kalau dia kehilangan jabatannya.
b. Dengan adanya arus lalu lintas informasi melalui information superhighway, hampir tidak mungkin pula mengawasi akses setiap orang kepada informasi mengenai apa saja. Hal ini juga berlaku dalam bidang pendidikan.
Dengan demikian daripada mencoba melakukan pekerjaan yang sia-sia untuk membatasi informasi untuk peserta didik, adalah jauh lebih berguna mengikuti perkembangan mereka dalam interaksi dengan berbagai informasi dan memberi bimbingan yang meningkatkan kemampuan kritis dan kemampuan selektif mereka terhadap informasi yang ada. Disiplin yang efektif di masa depan hanya bisa berbentuk disiplin diri.
0 Response to "Pengaruh atau Dampak Positif dan Negarif Globalisasi dalam Kehidupan Manusia di Bidang Politik, Ekonomi, serta Sosial Budaya"
Posting Komentar